Almost ready!
In order to save audiobooks to your Wish List you must be signed in to your account.
Log in Create accountShop small, give big!
With credit bundles, you choose the number of credits and your recipient picks their audiobooks—all in support of local bookstores.
Start giftingLimited-time offer
Get two free audiobooks!
Nowโs a great time to shop indie. When you start a new one credit per month membership supporting local bookstores with promo code SWITCH, weโll give you two bonus audiobook credits at sign-up.
Sign up todayMengembalikan Budaya Belajar
This audiobook uses AI narration.
Weโre taking steps to make sure AI narration is transparent.
Learn moreSummary
"Dalam kumpulan esai yang menarik ini, Iwan Pranoto menyampaikan tantangan belajar dalam masyarakat di Indonesia dari perspektif yang berbeda-beda. Dia menarik inspirasi dari masa lampau. Catatan dari Sriwijaya tidak banyak, tapi catatan dari Nalanda sangat berlimpah, dan karena sistem pendidikan keduanya serupa, kita bisa belajar banyak tentang budaya belajar di Sriwijaya dengan mempelajari Nalanda. Bagaimana sebuah masyarakat melakukan transmisi pengetahuan dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya? Pemerintah bisa memainkan peran yang positif atau negatif. Universitas butuh sokongan pemerintah, tapi mereka juga butuh otonomi agar bisa berkembang. Pranoto berpendapat bahwa kekerasan 1998 yang sia-sia disebabkan oleh kegagalan transmisi. Dia menulis penuh semangat tentang peran guru dan siswa. Dia seorang matematikawan dan mencemaskan kurangnya perhatian yang diberikan kepada matematika. Esainya tentang Khajuraho secara tak terduga adalah cerminan atas peran matematika dalam peradaban manusia. Pranoto melihat kebangkitan besar di kawasan, yang hanya bisa muncul dari pemulihan budaya belajar karena masa depan seharusnya dibangun di atas pengetahuan dan nilai-nilai."
George Yeo
Menteri Luar Negeri Singapura dan Mantan Rektor Universitas Nalanda
"Buku ini menyajikan sebuah pendekatan yang sepenuhnya baru dalam melangsungkan pendidikan bagi siswa-siswa. Ada satu hal yang telah diabaikan oleh pendidik dan guru, yakni bahwa siswa adalah manusia dengan kecerdasan dan karakteristik yang unik dan spesifik. Siswa tidak seharusnya diperlakukan sebagai objek yang ditargetkan. Sebaliknya, siswa adalah aktor kunci bagi pembelajaran yang aktif. Buku ini menyajikan panduan dan petunjuk bagi guru tentang tata-cara memberdayakan siswa demi pembelajaran dan pemikiran yang aktif."
Satrio Soemantri Brodjonegoro
Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia